Sunday Sep 08, 2024

Pengantar Ilmu Komunikasi: Model Komunikasi Schramm

model-komunikasi-shcramm

Jelajahi konsep dasar model komunikasi schramm dalam pengantar ilmu komunikasi.termasuk elemen-elemen utama sehingga terciptalah komunikasi yang efektif dan efisien.

Temukan potensi penggunaan model ini untuk mendapatkan wawasan tentang strategi komunikasi yang produktif dan dinamis. Komunikasi merupakan salah satu aspek fundamental dalam kehidupan manusia dan memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan, baik individu maupun  masyarakat. Komunikasi dicirikan sebagai pertukaran informasi, ide, emosi, dan pesan antar individu atau kelompok melalui berbagai metode seperti ucapan, tulisan, gerak tubuh.

Demi tercapainya komunikasi yang efektif maka diperlukannya model-model dalam berkomunikasi. Adapun tujuan dari model komunikasi adalah untuk menawarkan struktur yang dapat membantu memahami mekanisme semua bentuk komunikasi, termasuk dalam bentuk verbal, non-verbal, tertulis, maupun visual. Berikut ini akan menjelaskan salah satu model komunikasi schramm yang bisa diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. 

Apa itu Model Komunikasi Schramm?

Model komunikasi Schramm yang dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 merupakan salah satu model komunikasi yang paling terkenal dan sering digunakan dalam bidang studi komunikasi. Model ini menggambarkan tentang bagaimana proses komunikasi sebagai serangkaian tahapan yang meliputi pengirim, pesan, media, penerima, dan umpan balik. Penjelasan lengkap mengenai elemen-elemennya bisa simak di bawah ini.

  1. Sumber (Source)

Pada model komunikasi jenis ini, sumber merupakan individu atau entitas yang memulai proses komunikasi. Dalam ilmu komunikasi juga bisa disebut dengan komunikator, yakni seseorang yang memiliki informasi berupa ide atau pesan yang ingin disampaikan. Biasanya terjadi pada konteks komunikasi interpersonal atau antar pribadi.

  1. Pengkodean (Encoding)

Sebuah proses di mana sumber atau komunikan dapat mengubah ide atau informasi berupa simbol atau kode-kode lain dengan membentuk pesan yang dapat dipahami oleh penerima. Dalam proses ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya seperti pemilihan kata, gambar atau bentuk lain yang dimaksud komunikator. Kegiatan ini bisa dilakukan dan menjadi efektif apabila penerima mampu memahami pesan yang disampaikan. 

  1. Pesan (Message)

Pesan merupakan sebuah isi dari informasi yang ingin dikirimkan dari komunikator ke penerima. Biasanya pesan dapat berbentuk seperti gagasan, ide, perasaan. Selain itu juga dapat di instruksi yang dikodekan ke dalam bentuk verbal, non-verbal, tulisan maupun visual. Penting untuk diketahui oleh komunikator, bahwasanya pesan harus dirancang dengan jelas agar terhindar dari adanya kesalahpahaman.

  1. Saluran (Channel)

Dalam berkomunikasi, perlu adanya media sebagai penjembatan antara pesan dari komunikator untuk penerima. Channel atau saluran ini dapat berbentuk sebagai komunikasi lisan baik secara tatap muka atau via telepon, tulisan yang berupa surat atau email serta visual yang dimuat dalam bentuk gambar atau video. Dengan berbagai media saluran yang disiapkan, diharapkan dapat memberikan pengaruh yang lebih baik dalam efektivitas komunikasi.

  1. Penerima (Receiver)

Penerima atau yang biasa disebut sebagai komunikan ini sebagai penerima pesan dari komunikator. Tugas dari komunikan adalah memastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan dapat menginterpretasikan maksud dari komunikator.

  1. Dekode (Dekoding)

Decoding adalah proses dimana penerima menafsirkan dan memahami pesan yang  dikodekan oleh sumber. Proses ini melibatkan interpretasi simbol atau bentuk pesan yang diterima. Efektivitas decoding tergantung pada kemampuan penerima dalam memahami simbol-simbol yang digunakan oleh sumber.

  1. Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik adalah tanggapan atau reaksi  penerima terhadap pesan yang diterima. Komentar dikirim kembali ke sumber dan membantu sumber mengetahui apakah pesan  telah diterima dan dipahami dengan benar. Umpan balik dapat berbentuk verbal (seperti umpan balik atau komentar) atau non-verbal (seperti ekspresi wajah atau gerak tubuh).

  1. Gangguan (Noise)

Interferensi adalah segala bentuk gangguan atau hambatan yang dapat mempengaruhi kualitas atau kejelasan pesan selama  komunikasi. Gangguan tersebut dapat berupa: 

  • Gangguan fisik: Kebisingan, sinyal buruk, atau gangguan lingkungan lainnya.
  • Gangguan psikologis: Stres, kelelahan atau emosi dapat mempengaruhi konsentrasi dan pemahaman.
  • Gangguan semantik: Perbedaan pemahaman atau interpretasi kata dan simbol yang digunakan dalam pesan.
  • Gangguan fisiologis: Gangguan fisik seperti masalah pendengaran atau penglihatan.
  1. Konteks

Konteks adalah situasi atau lingkungan di mana komunikasi berlangsung. Konteks ini mencakup faktor sosial, budaya, fisik, dan psikologis yang dapat mempengaruhi interpretasi dan pemahaman pesan. Konteks yang berbeda dapat mempengaruhi makna pesan yang sama.

Kesimpulan

Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat merancang dan menganalisis proses komunikasi dengan lebih baik untuk memastikan pesan tersampaikan dan dipahami secara efektif. Model komunikasi Schramm menekankan pentingnya umpan balik dan ruang lingkup pengalaman bersama, menjadikannya lebih dinamis dan interaktif dibandingkan model komunikasi lainnya.

ubsiadmin

Selamat datang di blog terbaru dari saya bernama dwi setiawan. Saya sangat senang bisa membagikan banyak informasi mengenai berita terbaru, kesehatan, teknologi, dan bisnis terkini. Ikuti selalu post terbaru saya untuk mendapatkan pemahaman baru hari ini. Terima kasih.
Back to Top